Archive for Green Living

Tahukah Anda? (1)

green office

  • Dengan mengubah jarak margin pada dokumen yang Anda cetak menjadi 0,75 inci, berarti Anda sudah berhemat kertas sebanyak 5%.
  • Dengan memarkir mobil Anda di tempat yang teduh, berarti Anda sudah menurunkan suhu tangki bahan bakar di mobil Anda hingga 7 derajat, dan pastinya menghemat penguapan bahan bakar akibat panas sinar matahari.
  • Hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang.
  • Laut di Kutub Utara diperkirakan akan mengalami musim panas yang pertama tanpa es pada tahun 2040.

Leave a comment »

Hemat Uang plus Bahan Bakar

Ingin menghemat bahan bakar hingga 20%? Ikuti 10 tips mudah berikut ini.

1. Periksa Penyaring Udara.
Setidaknya satu dari empat mobil membutuhkan penyaring udara baru. Sebuah penyaring udara yang bersih bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 10%.

2. Sejajarkan Roda.
Tinggi roda yang tidak sejajar tidak hanya membuat ban menjadi cepat aus (botak), namun juga memaksa mesin kendaraan bekerja lebih keras. Sejajarkan roda kendaraan dan Anda bisa berhemat bahan bakar hingga 10%

3. Rawat Mesinnya.
Kapan terakhir kali Anda memperbaiki kendaraan? Mesin kendaraan yang rutin diperbaiki akan meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 4%.

4. Jaga Tekanan.
Lebih dari seperempat kendaraan berjalan dalam kondisi ban yang hampir pecah. Tekanan ban yang kurang dari seharusnya bisa menyebabkan Anda kehilangan efisiensi bahan bakar hingga 2,8%.

5. Tutup Dengan Benar.
Percaya atau tidak, sekitar 17% kendaraan yang melintas di jalanan tidak memiliki tutup tangki bahan bakar. Penguapan bahan bakar tidak hanya menyebabkan pemborosan secara ekonomi, namun juga menyebabkan polusi udara. Menjaga agar tangki bahan bakar selalu tertutup dengan benar merupakan cara mudah untuk berhemat bahan bakar dan mencegah polusi udara.

6. Jangan Ngebut!
Setiap kali Anda menurunkan kecepatan kendaraan 5 mph, berarti Anda sudah mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 7%

7. Santai Saja.
Menghindari cara mengemudi yang tidak stabil alias menginjak rem dan gas secara mendadak akan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Tidak percaya? Cara mengemudi yang tidak stabil akan meningkatkan pemborosan hingga 1/3-nya.

8. Biarkan Pedal Rem.
Mengemudi dengan posisi kaki selalu di pedal rem tidak hanya membuat bantalan rem menjadi cepat aus (yang berarti Anda harus segera membeli yang baru), namun juga meningkatkan konsumsi bahan bakar hingga 35%.

9. Ringankan Bebannya.
Setiap pertambahan 100 pound beban pada kendaraan Anda, mesin akan kehilangan efisiensi bahan bakar sebanyak 1-2%. Jangan biarkan terlalu banyak barang menumpuk dalam kendaraan Anda.

10. Matikan Mesinnya!
Selain mengakibatkan polusi udara, membiarkan mesin mobil menyala saat tidak berjalan akan memboroskan bahan bakar. Jika Anda berhenti selama lebih dari 30 detik, matikan mesinnya. Dan Anda tidak perlu memanaskan lagi mesin mobil sebelum mengemudi karena memang tidak diperlukan.

Leave a comment »

Green Electronics Shopping

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan, salah satunya dengan belanja ramah lingkungan.


  • Hindari membeli perabot baru. Jika Anda tidak benar-benar membutuhkan atau hanya karena cemburu pada tetangga, jangan beli perabot rumah tangga yang baru. Jika ingin membeli, carilah perabot yang hemat energi, tahan lama, dan ada jaminan purna jualnya.

  • Belilah barang yang tahan lama. Jangan beli perabotan rumah tangga hanya karena harganya yang lebih murah namun cepat rusak. Tidak apa jika harganya lebih mahal sedikit, namun akan bisa menghemat pengeluaran Anda untuk perbaikan dan perawatan.

  • Cari yang berlabel hemat energi. Kini semakin banyak produk yang menempelkan label hemat energi. Tapi, usahakan mencari produk yang peringkat hemat energinya paling tinggi di antara produk serupa lainnya. Pertama, cari logo sistem EPEAT (Electronic Products Enviromental Assessment Tool), yang menandakan penggunaan material yang ada di dalamnya tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya lebih dari batas yang diperbolehkan. Instruksi sejenis berlaku untuk Logo RoHS (Restriction of Hazardous Subtances), namun lebih diperuntukkan bagi pasar Eropa. Yang kedua, cari logo Energy Star empat koma nol yang menjelaskan besar konsumsi daya listrik. Untuk mendapatkan logo ini, sebuah komputer harus mempunyai konsumsi daya listrik kurang dari 50watt pada saat tidak digunakan dan sebesar 4watt pada saat status standby.

laptop

  • Beli alternatifnya. Belilah produk yang hemat energi namun bisa memenuhi kebutuhan Anda. Misalnya, laptop lebih efisien daripada komputer biasa, atau mesin cuci dengan pintu di bagian depan lebih hemat air daripada mesin cuci yang pintunya berada di bagian atas.

Leave a comment »

Membuat Pupuk Kompos Sendiri

Cara terbaik mengendalikan sampah rumah tangga kita sendiri adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Pupuk ini terbuat dari bahan organik dan proses pembuatannya tidak terlalu rumit karena tidak membutuhkan tempat luas, banyak peralatan, dan biaya. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Bahan yang dibutuhkan:

  • Bak atau drum plastik bekas
  • Karung goni atau anyaman bambu
  • Tanah atau paving block

Cara membuat:

  • Campur satu bagian sampah hijau (sampah organik) dan satu bagian sampah coklat (sampah kotoran hewan) di dalam bak atau drum bekas yang bagian bawahnya ditutupi tanah atau paving block dan sudah diberi lubang agar kelebihan air dapat merembes ke tanah.
  • Tambahkan satu lapisan tanah atas, campurkan. Biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi kompos.
  • Ulangi lagi proses pertama dan kedua untuk lapisan berikutnya. Tutup drum atau bak plastik dengan karung goni atau anyaman bambu. Proses ini bisa juga dilakukan setiap dua hari sekali.
  • Setelah tujuh hari, buka dan aduklah pupuk kompos tersebut. Setelah itu tutup lagi. Lakukan proses ini setiap tujuh hari sekali.
  • Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
  • Setelah 4-6 minggu, jika campuran pupuk berwarna kehitaman, dan sudah tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan sudah selesai.
  • Ayak dan pisahkan bagian yang kasar, jika perlu. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.

Cool facts: Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya: yang organik dijadikan kompos, dan yang non-organik disedekahkan kepada pemulung, maka diperkirakan pemerintah tinggal mengelola sisa sampah yang tidak dapat didaur ulang, yaitu kurang lebih 10%.

Comments (3) »

What is downcycling and upcycling?

Kita sudah mengenal istilah recycling, tapi mungkin masih banyak yang belum mengetahui istilah downcycling dan upcycling.

  • Downcycling adalah menggunakan kembali sebuah produk yang tidak bisa didaur ulang secara sempurna menjadi produk yang sama atau berfungsi sama. Hal ini terjadi pada produk plastik tipe 2 (HDPE-High Density Poly Ethylene), yang awalnya digunakan sebagai tempat susu, jus, atau air mineral. Plastik jenis ini tidak bisa didaur ulang secara sempurna untuk kemudian digunakan kembali sebagai wadah makanan atau minuman. Produk yang bisa dihasilkan dari daur ulang plastik jenis ini antara lain adalah meja, kursi, dan keranjang sampah. Selain itu, plastik tipe 2 ini juga biasanya dicampur dengan plastik tipe lainnya saat proses daur ulang, dan akhirnya menghasilkan produk plastik tipe 7, yang tidak bisa lagi didaur ulang. Setiap produk tipe 7 yang sudah tidak digunakan lagi atau rusak akan berakhir di tempat sampah. Contoh produk lain yang mengalami downcycling adalah kertas. Kertas berkualitas yang digunakan untuk menulis tidak bisa lagi didaur ulang menjadi produk serupa, melainkan menjadi produk kertas untuk fotokopi, kartu, dan tisu toilet.

  • Upcycling adalah kebalikan dari proses downcycling, yaitu mendaur ulang produk untuk menjadi produk yang memiliki nilai lebih baik dari produk sebelumnya. Misalnya, tas belanja yang terbuat dari bungkus bekas beragam produk makanan dan minuman atau botol bekas jus yang digunakan kembali menjadi pot tanaman. Dengan begitu, botol bekas jus tersebut telah ‘diberikan nilai lebih’, yaitu nilai ramah lingkungan. Karena itu, sebaiknya kita berupaya untuk melakukan upcycling daripada downcycling. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan jenis botol saat membeli minuman, lebih baik membeli botol plastik jenis 1 daripada plastik jenis 2.

Leave a comment »

Deterjen Alami

Daripada menggunakan deterjen yang bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan, mengapa kita tidak mencoba menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan sebagai deterjen kita?

  • Baking Soda

Baking soda terkenal sebagai pembersih yang lebih ramah lingkungan. Untuk keperluan mencuci pakaian, tuangkan larutan setengah cangkir baking soda dan air ke pakaian yang akan dicuci agar semua nodanya hilang. Setengah cangkir baking soda yang ditambahkan ke air cucian juga bisa membantu mencerahkan cucian. Baking soda juga bisa digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga lainnya, seperti mesin cuci piring, kulkas, dan microwave.

  • Asam Cuka

Sebelum mulai mencuci, semprotkan asam cuka pada pakaian bernoda yang akan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Asam cuka juga bisa digunakan sebagai pelembut pakaian, yaitu dengan menambahkan setengah dari ukuran pelembut sintetis yang biasa Anda gunakan, ke dalam bilasan. Sedangkan untuk menjaga warna pakaian tetap cemerlang, tambahkan dua tetes asam cuka ke dalam air rendaman cucian.

  • Jeruk Lemon

Wanginya yang segar sangat cocok menjadi pengharum sintetis yang biasa digunakan saat mencuci pakaian. Teteskan satu sendok air perasan jeruk lemon ini pada bilasan terakhir cucian sebelum dijemur. Untuk memutihkan pakaian, tuangkan setengah cangkir air perasa jeruk lemon pada rendaman pertama. Selain untuk cucian, air perasan jeruk lemon ini juga bisa digunakan untuk membersihkan dan mengharumkan perabotan rumah tangga lainnya, seperti kulkas, toilet, mesin cuci piring, dan microwave.

  • Boraks

Orang suku etnis Jawa lebih mengenal boraks, larutan garam konsentrat tinggi, dengan istilah bleng. Untuk keperluan mencuci dengan mesin cuci, tambahkan setengah cangkir boraks ke dalam cucian untuk mendapatkan hasil yang bersih dan cemerlang. Sebelum mencuci, tambahkan satu sendok makan boraks ke dalam rendaman cucian dan biarkan selama 30 menit sebelum mulai dicuci. Boraks juga bisa digunakan untuk membersihkan peralatan masak dan toilet.

  • Lerak/soapnut

Lerak (bijinya) sudah dipakai sebagai bahan pencuci oleh beberapa etnis di Indonesia sejak zaman dahulu. Lerak biasa digunakan dalam proses pembuatan batik, yaitu untuk mencuci batik, melembutkan, dan memelihara kualitas warnanya. Kandungan saponin dalam lerak menghasilkan busa dan berfungsi seperti deterjen. Untuk keperluan mencuci, pecahkan kulitnya dan masukkan ke dalam kantong kecil terbuat dari kain. Setelah itu, masukkan ke dalam air rendaman cucian. Gunakan air hangat saat merendam karena semakin hangat airnya maka semakin banyak saponin yang keluar. Kocok-kocoklah air rendaman hingga muncul busa-busa kecil, lalu masukkan pakaian, kemudian kucek dengan tangan. Selain untuk pakaian, lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.

Comments (3) »

Deterjen Ramah Lingkungan

Pakaian bersih yang kita kenakan sehai-hari ternyata tidak hanya menyimpan bahaya bagi kesehatan, namun juga membahayakan kelangsungan hidup bumi kita.

Deterjen adalah bahan untuk mencuci. Namun, dalam perkembangannya, istilah deterjen digunakan untuk membedakan antara sabun cuci, sabun mandi, dengan bahan pembersih lainnya. Awalnya, bahan pembersih terbuat dari air, minyak, dan bahan kasar seperti pasir basah atau clay basah. Baru mulai tahun 1913, deterjen menggunakan bahan sintetis oleh seorang ahli kimia Belgia, A. Reychler. Hingga kini, deterjen mengalami banyak perubahan dan kemajuan dalam hal bahan pembuatnya.

Sayangnya, bahan-bahan kimia sintetis tersebut tidak pernah diwajibkan oleh pemerintah, karena tidak ada undang-undangnya, untuk dicantumkan atau didemonstrasikan keamanannya kepada konsumen. Padahal, bahan-bahan tersebut bisa mempengaruhi hormon tubuh kita, yang mengakibatkan timbulnya masalah reproduksi, asma, penyakit kulit, bahkan kanker. Selain itu, deterjen juga menyebabkan polusi terhadap lingkungan terutama air dan tanah. Manfaat yang ingin kita dapatkan dari deterjen cucian seperti warna cereah, bersih, dan harum, pada kenyataannya malah membahayakan kesehatan kita dan lingkungan. Sementara kita bergantung pada pemerintah untuk memonitor dan mengendalikan bahan kimia beracun, banyak produk yang dijual dan menjanjikan hasil optimal, ternyata menggunakan bahan sintetis yang sama dan sudah dikategorikan sebagai ‘bahan beracun’ oleh Environmental Protection Agency (EPA).

Banyak bahan berbahaya yang terkandung di dalam deterjen termasuk dalam kategori petrokimia, yaitu bahan kimia sintetis yang terbuat dari minyak bumi. Jika diteliti lebih dalam, bahan-bahan petrokimia tersebut, seperti pewangi sintetis, phthalates, pewarna buatan, dan lainnya, sebenarnya mengandung bahaya bagi kesehatan penggunanya serta lingkungan.

Bahan-bahan kimia sintetis di dalam deterjen:

  1. Surfaktan, bahan pembersih, ABS (Alkyl Benzene Sulfonat), yang menghasilkan busa
  2. Abrasif, sebagai bahan penggosok
  3. Bahan pengurai senyawa organik
  4. Bahan pelembut bahan
  5. Oksidan, sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik
  6. Bahan non surfaktan, untuk mencegah kotoran mudah menempel kembali
  7. Enzim, untuk mengurai protein, lemak, atau karbohidrat untuk melembutkan bahan
  8. Bahan penstabil efek surfaktan
  9. Larutan pengencer air
  10. Bahan tambahan sintetis lainnya, seperti pengharum, pelembut, pemutih, dan pencerah warna bahan.
  11. Bahan anti karat
  12. Bahan pelembut kulit
  13. Bahan pengawet

Efek Pada Kesehatan

Dari sekian banyak gabungan bahan kimia sintetis di dalam deterjen, hampir semuanya membawa bahaya pada penggunanya. Menurut reportase The Science Daily News pada Juli 2008, penelitian yang dilakukan University of Washington melaporkan bahwa semua deterjen melepaskan, setidaknya, satu karsinogen, yang menurut EPA masuk kategori berbahaya atau beracun (hazardous dan toxic). Sayangnya, label pada produk tidak mencantumkan bahan beracun ini pada konsumen.

Bahan pengawet di dalam deterjen, yaitu formaldehide, merupakan karsinogen yang tak diragukan lagi bahayanya bagi kesehatan. Bau formaldehide yang menyengat kemudian ditutupi oleh bahan pengharum sintetis. Bersama gas formaldehide, bahan pengharum sintetis ini, menurut EPA, ternyata bisa mengiritasi sistem pernapasan manusia dan menyebabkan mual.

Bukan hanya pengharumnya yang berbahaya, namun ‘bibit’ pengharumnya, yang dikenal sebagai phthalates, menunjukkan efek samping pada kesehatan reproduksi manusia, terutama kaum pria. Menurut penelitian, phthalates menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sperma. Selain itu, bahan kimia ini dilaporkan menyebabkan polusi udara dan air dan menyebabkan peningkatan risiko kanker hati, asma, dan bentuk alergi lainnya pada manusia.

Kita juga harus berhati-hati pada bahan pencerah dalam deterjen. Bahan tersebut merupakan ‘trik’ untuk mengelabui penglihatan manusia. Bahan ini sebenarnya tidak membuat pakaian menjadi putih, namun hanya melapisinya, sehingga sinar ultra violet bisa terefleksi dari pakaian kita dan pakaian kita tampak lebih cemerlang. Hal ini pastinya memiliki efek samping pada kesehatan kita, yaitu meningkatkan risiko kerusakan pada kulit karena ‘menangkap’ sinar ultra violet matahari, alergi kulit, bahkan hingga kanker kulit.

Bahan lainnya yang harus diwaspadai adalah bahan pemutih dalam deterjen karena bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, masalah sistem reproduksi, mengganggu kinerja saraf, hingga kanker.

Efek Pada Lingkungan

Selain berpotensi merugikan kesehatan, bahan-bahan deterjen juga berpotensi merusak lingkungan. Banyak bahan berbahaya yang terkandung di dalam deterjen, seperti pewangi sintetis, phthalates, dan pewarna buatan, termasuk dalam kategori petrokimia, yaitu bahan kimia sintetis yang terbuat dari minyak bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bahan-bahan deterjen sangat tidak ramah lingkungan karena berasal dari sumber energi yang tidak bisa diperbaharui.

Belum lagi jika kita berbicara mengenai limbahnya. Air limbah bekas cucian, sampo dan sabun disebut juga greywater, biasanya dibuang sembarangan ke selokan, yang kemudian akan bermuara di sungai dan laut. Penggunaan ABS sebagai surfaktan dalam deterjen merupakan penyebab dari penumpukan limbah rumah tangga di sungai dan laut. Busa menumpuk yang dihasilkan ABS ini sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga membuat air sungai dan laut menjadi kekurangan oksigen sehingga membahayakan kelangsungan biota yang hidup di dalamnya. Bukan hanya mati, biota sungai dan laut juga bisa cacat akibat mutasi gen.

Berdasarkan data resmi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta, sedikitnya 1,3 juta meter kubik limbah cair rumah tangga dari 22 juta penduduk Jabodetabek dan 1600 industri setiap hari digelontorkan ke laut dari 13 sungai besar mulai dari Sungai Kamal hingga Cakung. Itu belum termasuk beban 500 ribu ton sampah per tahun yang menjadi polutan beracun perairan Teluk Jakarta. Menurut Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Solo Ir Soemedi Wasisto, SH, MM., limbah cair yang dibuang penduduk Solo diperkirakan sekitar 75.000 m³ setiap harinya dari sekitar 150.000 rumah tangga.

Bukan hanya terjadi di Jakarta, masalah serupa juga terjadi di seluruh dunia, bahkan hingga menyebabkan terjadinya bencana kematian. Tahun 1848 dan 1853 terjadi wabah kolera di London yang menewaskan 10.000 penduduk di sekitar Sungai Themes yang disebabkan Sungai Themes tercemar limbah rumah tangga.

Tragedi Minamata di Jepang terjadi karena kadar merkuri pada ikan mencapai 10 ppm. Padahal, hasil uji di laboratorium terhadap ikan dan kerang di Teluk Jakarta menunjukkan bahwa kerang hijau mengandung timah hitam 8,43 ppm jauh di atas batas aman yaitu 0,4 ppm, sedangkan ikan cukang mengandung merkuri sebesar 6,72 ppm.

Tips Memilih Deterjen


  1. Perhatikan surfaktan apa yang digunakan di deterjen tersebut. Jangan pilih yang sulit terurai seperti ABS, pilihlah yang lebih ramah lingkungan, seperti LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonat) atau LABS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate).
  2. Cari deterjen yang sama sekali tidak mengandung fosfat. Jika mengandung fosfat, sebisa mungkin pilih yang bisa rendah kadarnya dan bisa digunakan untuk menyiram tanaman, karena fosfat tidak baik untuk badan air, tapi baik untuk tanah dan tanaman.
  3. Cari deterjen yang sedikit busanya. Dengan sedikit busa, air yang digunakan untuk membilas juga tidak perlu banyak.
  4. Cari produk lokal, untuk meminimalisir jejak karbon yang ditimbulkan dari transportasi.

Comments (5) »

Cara Aman Basmi Lumut

Daripada menggunakan bahan pembersih yang terbuat dari bahan kimia yang belum tentu ramah lingkungan, mengapa kita tidak menggunakan bahan alami yang lebih aman dan murah untuk membersihkan rumah dan halaman dari serangan lumut?

air panas

Air Panas. Panaskan air hingga mendidih lalu siramkan ke atas lumut yang mengganggu.

cuka asli

Cuka asli. Sangat efektif untuk membasmi lumut, terutama jika digunakan pada siang hari saat matahari bersinar terik.

air garam

Air Garam. Gunakan untuk membasmi lumut di area tertutup atau jauh dari tanaman lain karena bisa mengakibatkan mematikan pertumbuhan jika berulang kali digunakan.

jus lemon

Jus Lemon. Sangat efektif untuk membasmi semua jenis lumut dengan mudah dan cepat serta mudah pula dibersihkan.

        Comments (3) »

        Sistem Tenaga Surya, Gratis dan Ramah Lingkungan

        Tren sumber energi masa depan adalah tenaga surya. Saat ini, semakin banyak keluarga yang mengganti sumber energi listrik rumahnya dengan sinar surya karena ramah lingkungan dan sangat murah karena sinar matahari bernilai gratis. Selain itu, apa saja manfaatnya?

        • Mengurangi anggaran listrik. Mengapa? Karena sinar matahari yang dimanfaatkan bisa didapatkan dengan gratis sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran sebesar biasanya. Apalagi di Indonesia, di mana sinar matahari sangatlah berlimpah.
        • Sumber energi yang bisa diperbaharui. Tenaga listrik yang biasa kita gunakan dihasilkan dengan memanfaatkan bahan bakar fosil, yang pasti akan habis kelak. Sinar surya merupakan alternatif yang sangat tepat karena bisa diperbaharui.
        • Ramah lingkungan. Panel surya bisa mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik. Karena itu, penggunaan panel surya sangat jelas bersifat ramah lingkungan karena tidak menambah polusi dunia yang sudah sangat buruk.
        • Mudah/sama sekali tidak butuh perawatan. Jika kita sudah menginstal sistem tenaga surya, maka manfaatnya bisa diperoleh hingga 20-30 tahun. Anda cukup melakukan pemeriksaan sistem setahun sekali, hanya untuk memastikan semuanya beroperasi dengan baik. Dengan begitu, Anda bisa menghemat biaya perawatan sistem listrik di rumah Anda.

        Leave a comment »

        Baru: Plastik dari Tepung!

        Plastik buruk bagi lingkungan karena sulit terdaur ulang. Meski begitu, pemakaian plastik di dunia masih mengalami peningkatan. Hingga saat ini, plastik masih digunakan untuk membuat onderdil otomotif, botol, bahkan keyboard komputer. Dunia pastinya akan lebih sehat jika semua barang terbuat dari bahan-bahan yang alami. Sebuah perusahaan di Kalifornia kini sudah berhasil mewujudkannya. Cereplast Inc, berhasil mendesain sebuah bahan alami yang lebih murah dan ramah lingkungan untuk menggantikan bahan dasar pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang disebut Cereplast Composable/Hybrid Resins. Bahan dasar plastik alami ini terbuat dari tepung-tepungan, seperti tapioka, jagung, gandum, dan kentang, dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan plastik bagi konsumen dan produsen yang ingin menggunakan plastik yang bisa diperbaharui. Plastik alami ini sangat cocok digunakan oleh industri yang membutuhkan bahan plastik yang mudah didaur ulang namun tetap bisa tahan lama, seperti industri makanan, produk retail, elektronik, dan pengemasan. Sejak ditemukan, penggunaan plastik alami ini sudah terbukti mampu menghemat biaya produksi secara signifikan. Keberhasilan perusahaan ini telah memicu semakin banyak perusahaan untuk melakukan inovasi serupa demi menyelamatkan bumi sekaligus mendapatkan laba yang lebih besar.

        Comments (1) »